Mendidik Anak agar Tidak Meremehkan Sesama
Mendidik Anak agar Tidak Meremehkan Sesama ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 7 Rabiuts Tsani 1447 H / 29 September 2025 M.
Kajian Tentang Mendidik Anak agar Tidak Meremehkan Sesama
Tema ini penting dibahas karena kenyataannya tidak sedikit anak-anak yang mengalami perundungan. Mereka dibully, direndahkan, dan dihina oleh teman-temannya. Dampaknya cukup besar, bahkan membuat sebagian anak trauma untuk berangkat ke sekolah atau enggan bermain bersama teman-temannya di luar rumah. Akhirnya, mereka lebih banyak mengurung diri di rumah, bahkan hanya sibuk dengan gawai (HP).
Hal ini terjadi karena ketika berinteraksi dengan teman-teman, mereka sering dibully, direndahkan, dan dihina. Maka, ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua. Bisa jadi anak kita berada dalam lingkungan tersebut, entah sebagai pihak yang dihina, ataupun justru yang menghina.
Karena itu, penting untuk membahas tema ini: bagaimana mendidik anak agar tidak merendahkan orang lain, dan apa saja hal-hal penting yang harus dilakukan agar mereka terdidik dengan baik.
Di hadapan kita ada tiga prinsip utama yang diajarkan dalam agama Islam. Prinsip ini insyaallah praktis, mudah dipraktikkan, dan relevan untuk diajarkan kepada anak-anak.
Kita semua sama di hadapan Allah
Prinsip pertama adalah menanamkan fondasi kesetaraan derajat di hadapan Allah. Kita semua sama di hadapan Allah, kecuali dalam hal ketakwaan. Orang Arab dengan non-Arab, yang berkulit putih dengan yang berkulit hitam, yang kaya dengan yang miskin, yang tubuhnya besar dengan yang kecil, yang keturunan bangsawan dengan yang biasa saja, semuanya sama. Yang membedakan hanyalah ketakwaan.
Hal ini penting dijelaskan kepada anak-anak karena sering kali bahan olok-olok atau perundungan berasal dari hal-hal tersebut: tubuh yang kecil, keadaan ekonomi yang miskin, atau karena orang tuanya bukan pejabat melainkan tukang sapu, tukang sayur, tukang bangunan, atau tukang rongsok. Maka anak-anak perlu dipahamkan bahwa ukuran mulia seseorang di sisi Allah adalah ketakwaannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang bapak dan seorang ibu; kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat [49]: 13)
Memberikan teladan langsung
Prinsip yang kedua adalah memberikan teladan langsung. Orang tua, baik ayah maupun ibu, harus menjadi contoh nyata agar anak-anak tidak terbiasa merendahkan orang lain.
Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau tidak hanya memerintahkan umatnya, tetapi juga mempraktikkan sikap rendah hati, tidak pernah merendahkan orang lain, bahkan kepada anak-anak kecil sekalipun.
Salah satu kebiasaan buruk sebagian orang tua adalah meremehkan anak kecil. Mereka menganggap anak tidak tahu apa-apa sehingga ketika diingatkan, justru malah merendahkan balik. Sikap seperti ini jelas bertolak belakang dengan teladan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau justru ramah, hangat, menyenangkan, dan tidak pernah merendahkan anak kecil.
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُورُ الْأَنْصَارَ فَيُسَلِّمُ عَلَى صِبْيَانِهُمْ، وَيَمْسَحُ بِرؤوسِهِمْ وَيَدْعُو لَهُمْ
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa mengunjungi kaum Anshar, lalu beliau mengucapkan salam kepada anak-anak kecil mereka dan mengusap kepala mereka, dan mendoakan mereka.” (HR. an-Nasai dalam As-Sunan al-Kubra, dinilai shahih oleh Ibnu Hibban)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkunjung bukan untuk pencitraan, bukan untuk mencari keuntungan dunia, melainkan sebagai bukti kasih sayang. Bahkan anak-anak kecil pun mendapatkan perhatian dan kelembutan beliau.
Kalau kita ingin anak-anak tidak punya perilaku merendahkan orang lain, maka sebagai orang tua harus memberikan contoh nyata bahwa kita bukan termasuk orang yang merendahkan orang lain.
Melarang sikap merendahkan dan mencela
Prinsip yang ketiga adalah melarang sikap merendahkan dan mencela. Jika anak merendahkan atau mencela orang lain, jangan dibiarkan. Pembiaran justru akan memicu terbentuknya kebiasaan buruk.
Walaupun anak masih kecil, tetap harus diarahkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan dalam surah Al-Hujurat ayat 11:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum merendahkan kaum yang lain, boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik daripada mereka yang mengolok-olok. Dan jangan pula perempuan-perempuan merendahkan perempuan-perempuan lain, boleh jadi yang direndahkan lebih baik daripada mereka. Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk setelah beriman. Barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat [49]: 11)
Ayat ini melarang keras menghina, mengolok-olok, maupun memanggil orang lain dengan sebutan buruk. Panggilan seperti “gendut”, “hitam”, atau “cebol” walaupun sesuai kenyataan, tetap dilarang karena menyakiti hati orang lain.
Jika anak-anak memanggil temannya dengan gelar buruk, orang tua harus langsung menegur: “Nak, jangan panggil dengan sebutan itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala melarangnya. Panggil temanmu dengan namanya yang baik.”
Tiga prinsip dasar ini penting untuk ditanamkan agar anak-anak terdidik tidak merendahkan orang lain.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Mari turut membagikan link download kajian “Mendidik Anak agar Tidak Meremehkan Sesama” ini ke jejaring sosial Facebook, Twitter atau yang lainnya. Semoga menjadi pembuka pintu kebaikan bagi kita semua. Jazakumullahu Khairan.
Telegram: t.me/rodjaofficial
Facebook: facebook.com/radiorodja
Twitter: twitter.com/radiorodja
Instagram: instagram.com/radiorodja
Website: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficial
Twitter: twitter.com/rodjatv
Instagram: instagram.com/rodjatv
Website: www.rodja.tv
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55631-mendidik-anak-agar-tidak-meremehkan-sesama/